LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT REMAJA "INDONESIAKU DITAHUN 2020" SE SALATIGA - KAB. SEMARANG - KAB BOYOLALI DAN SEKITARNYA

PENYELENGGARA

Memupuk Jiwa Nasionalisme Generasi Muda
di Tengah Keberagaman Menuju Indonesia Sejahtera
Melalui Lomba Karya Tulis Remaja











Kerjasama antara
Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik
Departemen Dalam Negeri

Republik Indonesia

dengan

Yayasan Bina Swadaya
Tahun 2008

Read More......

KRITERIA PENILAIAN & PEMENANG

Beberapa aspek yang menjadi penilaian dari karya tulis remaja ini meliputi:

a) Ide tulisan.
Gagasan orisinil mengangkat suatu pokok bahasan tertentu yang belum atau masih sedikit di bahas menjadi point penting penilaian dalam karya tulis ini.

b) Muatan tulisan.
Pada bagian ini penilaian ditekankan pada substansi karya tulis tersebut, yaitu bagaimana siswa/remaja mampu mengemas pesan-pesan, ide, dan isu-isu penting sedemikian rupa menjadi pokok bahasan yang penting dan menarik.

c) Sistematika penulisan
Struktur atau sistematika penulisan menjadi aspek penting dalam karya tulis ini. Partisipan lomba diharapkan dapat mengemas karya tulisnya sehingga dapat dipahami secara jelas oleh pembaca.

d) Penggunaan kalimat atau tata bahasa
Tata bahasa tulisan serta penggunaan kalimat secara tepat tanpa adanya peng-ulang ulangan menjadi titik penilaian lainnya. Pada bagian ini peserta dituntut dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Indikator ini menjadi acuan dalam melakukan penilaian untuk menentukan pemenang dari karya tulisan siswa. Masing-masing indikator tersebut memiliki skor dengan range 1-5 atau dalam bahasa lain skor 1 angka terendah dan skor 5 adalah penilaian tertinggi.
Pemenang karya tulis ini dikategorikan ke dalam Juara I, II, dan III dari 2 (dua) kelompok umur. Bagi masing-masing pemenang akan mendapatkan penghargaan dalam bentuk:

•Juara I mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 1,500,000, Trophy, dan
Piagam.

•Juara II mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 1,000,000, Trophy,
danPiagam.

•Juara III mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 750,000, Trophy, dan
Piagam.


Pemenang karya tulis akan diumumkan secara langsung pada saat sebelum acara ditutup.

Read More......

MEKANISME PELAKSANAAN

Kegiatan karya tulis remaja ini terbuka diperuntukkan bagi mereka yang duduk di bangku SMP dan SMU atau setara dengannya, atau dalam kategori umur yaitu mereka yang berumur 13-15 tahun dan kategori umur 16-18 tahun. Jadi karya tulis ini akan dibagi dalam 2 (dua) kategori.
Tema besar yang diangkat di dalam karya tulis ini adalah Indonesia di Tahun 2020. Dari tema ini kemudian dapat dikembangkan oleh partisipan lomba sesuai dengan persepsi, harapan, cita-cita, angan-angan, aktualisasi mereka. Karya tulis mereka dapat mencerminkan intepretasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia pada masa mendatang. Intepretasi tersebut tentunya didukung oleh pola yang ada pada masa lalu dan sekarang.
Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) tahap seleksi yaitu;

a) Pra kualifikasi
Pengumuman kegiatan karya tulis ini akan dipublikasikan ke media cetak, Radio, dan poster yang akan didistribusikan ke Sekolah atau di ruang-ruang publik. Karya tulis yang akan dibuat dibatasi maksimal 4 halaman kerta A4 spasi tunggal. Karya tulis tersebut bisa diketik dengan komputer, mesin ketik, atau tulisan tangan, hal ini dimaksudkan membuka peluang bagi siapapun yang ingin berpartisipasi dalam lomba ini namun tidak memiliki sarana-prasarana yang memadai. Panitia akan memberikan kesempatan kepada peserta lomba untuk mengirimkan karya tulisnya melalui sarana informatika yang tersedia paling lambat 1-2 bulan sebelum pengumuman.
Dari karya tulis yang telah masuk tersebut kemudian akan diseleksi 10-15 karya tulis terbaik oleh tim penilai yang memiliki kompetensi di bidangnya terdiri dari Akademisi, Pemerintah, dan Budayawan. Hasil seleksi tahap awal ini kemudian akan diumumkan melalui media cetak dan radio. Mereka yang lolos seleksi pada tahap awal ini akan masuk ke dalam babak seleksi pada tahap selanjutnya

b) Presentasi Karya Tulis

Karya tulis yang berhasil lolos pada tahap awal akan mempresentasikan karyanya di depan tim penilai yang terdiri dari Akademisi, Pemerintah, dan Budayawan. Presentasi ini bertujuan melatih remaja menyampaikan pemikiran, pendapatnya di depan publik. Dari presentasi ini kemudian akan ditentukan pemenang.

Read More......

TUJUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA "INDONESIAKU DI TAHUN 2020"

Adapun tujuan yang ingin dicapai di dalam kegiatan ini adalah:

a) Tumbuh kembangkan rasa dan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda.
b) Menstimulasi pemikiran-pemikiran kritis visioner terhadap kondisi ideal yang
diharapkan bagi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
c) Melatih kognisi dan soft skill generasi muda untuk dapat menyusun sebuah
karya tulis.
d) Memperkenalkan keragaman budaya, masyarakat, dan kekayaan alam Negara
Indonesia sehingga dapat mendorong rasa kecintaan dan kebanggaan menjadi
Bangsa Indonesia.

Read More......

Nasionalisme dan Pendidikan

Ketua Dewan Pembina Forum Rektor Indonesia Prof Dr Sofian Effendi, MPIA sangat menyanyangkan dengan dikeluarnya Perpres No 77 tahun 2007 yang memasukkan bidang pendidikan sebagai salah satu bidang usaha yang terbuka untuk penanaman modal asing.
Menurut Prof Dr Sofian Effendi, MPIA, terbitnya Perpres ini, pemerintah secara sadar maupun tidak telah merombak total paradigma pendidikan nasional. Pendidikan tidak lagi dipandang sebagai kewajiban konstitusional pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Perubahan paradigmatik ini, akan membawa konsekuensi pada pengelolaan pendidikan nasional. Pendidikan dijadikan bidang usaha terbuka untuk penaman modal luar negeri, walaupun dengan pembatasan modal luar negeri sebesar 49 persen. Kemudian, lembaga penyedia layanan pendidikan formal dan pendidikan non formal milik negara harus berbentuk badan hukum privat yang terpisah dari birokrasi pemerintah.

Dengan adanya keterbukan penaman modal asing di bidang pendidikan ini, dikawatirkan akan hilangnya penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada anak peserta didik. Jika semua pendidikan asing diperbolehkan mendirikan pendidikan maka siapa yang akan bertanggungjawab menanamkan nilai-nilai bangsa seperti nasionalisme, cinta tanah air. Jelas kebijakan ini mempunyai implikasi terhadap nasib bangsa ke depan.

Liberalisasi pendidikan sendiri akan membawa dampak negatif lain seperti penjualan gelar dan ijazah, pendirian sekolah oleh kelompok-kelompok yang bertentangan dengan kepentingan nasional, pembajakan hak kepemilikan intelektual, serta kegiatan-kegiatan negatif lain dalam bidang pendidikan. Ketika kita terlena dengan pendidikan asing dalam 5-10 tahun mendatang akan lahir generasi yang anti demokrasi, maraknya pendidikan teologi politik yang menyesatkan.

Terkait dengan hal tersebut maka perlu adanya upaya strategis untuk kembali mengkampanyekan serta memupuk rasa kecintaan dan kebanggaan kepada Bangsa dan Negara Indonesia di kalangan generasi muda. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi masa depan bangsa yang memiliki dedikasi, komitmen, dan kesungguhan penuh untuk membawa nama harum Bangsa di tengah-tengah negara dan bangsa lain.

Read More......

Memupuk Jiwa Nasionalisme Generasi Muda di Tengah Keberagaman Menuju Indonesia Sejahtera Melalui Lomba Karya Tulis Remaja



Pendahuluan


Bangsa Indonesia yang menghuni Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah sebuah bangsa yang besar. Negara dengan jumlah penduduk + 212.000.000 orang ini merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Keadaan tanahnya yang subur dan terletak diantara dua benua serta dua samudra besar membuat posisi geografis Indonesia sangat strategis menyebabkan banyak bangsa-bangsa lain di dunia sejak dulu ingin menguasai bumi Nusantara ini.
Kondisi geografis yang sangat menguntungkan itu bangsa ini diperindah oleh keanekaragaman suku, etnis, agama, bahasa dan adat istiadat namun sangat rentan terhadap perpecahan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu dalam pengelolaan sebuah "negara bangsa" diperlukan suatu cara pandang atau wawasan yang berorientasi nasional (Wawasan Nasional) dan merupakan suatu kesepakatan bangsa Indonesia yang dikenal dengan "Wawasan Nusantara".

Cara pandang yang berwawasan nusantara itulah pada empat tahun belakangan ini sangat memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan sudah luntur dan hampir berada titik terendah pada diri sikap anak bangsa ini. Bahkan lebih memprihatinkan lagi ada sekelompok anak bangsa ini yang rela dan dengan rasa tidak bersalah menjual negara ini kepada bangsa lain hanya untuk mendapatkan popularitas, kedudukan ataupun materi.
Mencermati perilaku seperti itu, maka dapat dipastikan bahwa ikatan nilai-nilai kebangsaan yang selama ini terpatri kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia yang merupakan pengejawantahan dari rasa cinta tanah air, bela negara dan semangat patriotisme bangsa mulai luntur dan longgar bahkan hampir sirna. Nilai-nilai budaya gotong royong, kesediaan untuk saling menghargai dan saling menghormati perbedaan serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa yang dulu melekat kuat dalam sanubari masyarakat yang dikenal dengan semangat kebangsaannya sangat kental terasa makin menipis. Selain itu, berkembang pula sebuah kesadaran etnis yang sempit berupa tuntutan merdeka dari sekelompok masyarakat di beberapa daerah, seperti Aceh, Ambon dan Papua.

Bangsa Indonesia yang dibangun oleh para pendahulu kita lebih dari lima puluh tahun yang lalu, dilandasi atas rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita bersama yaitu masyarakat adil dan makmur. Rasa kebersamaan tersebut tidak dibangun atas dasar asal usul, suku bangsa, agama dan geografi, melainkan rasa senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang terjajah ketika itu.
Melihat perkembangan wawasan kebangsaan yang dimiliki anak-anak bangsa seperti itu, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan terpecah-pecah, dan pada gilirannya akan memudahkan kekuatan asing masuk ke wilayah kita seperti terjadi pada jaman penjajahan Belanda dahulu. Ketika itu bangsa Indonesia ditindas, diperas dan dibelenggu kebebasan hak-haknya oleh Belanda. Dengan semangat persatuan Indonesia bangsa ini kemudian bangkit bersatu padu mengusir penjajah.

Read More......

Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by ArchiThings.Powered by Blogger